Parenting

Tisu Basah Tingkatkan Alergi Pada Si Kecil

puanpertiwi.com- Aktifitas dan rasa ingin tahu yang tinggi membuat anak rentan terkena kotoran. Entah dari makanan, mainan, dan benda-benda yang ia pegang. Hal ini sering kali membuat para orangtua menggunakan tisu basah untuk membersihkan si kecil. Selain praktis, tisu basah juga mudah dibawa kemana-mana. Namun tahukah Anda jika menggunakan tisu basah pada anak dapat meningkatkan risiko alergi?
Pasalnya, kandungan sabun pada tisu basah menghilangkan lipid atau minyak alami yang berfungsi untuk melindungi kulit. Bila sisa sabun ini tidak segera dibilas, bayi akan menyerap lebih banyak zat kimia yang dapat memicu reaksi alergi.

Inilah mengapa, ujar para peneliti dalam laporannya, jumlah kasus alergi di Amerika Serikat meningkat sebanyak 20 persen selama 20 tahun terakhir. Para peneliti secara khusus memperingatkan para orangtua yang anaknya secara genetis berpotensi memiliki alergi dengan kondisi dermatitis atopik.

Perlu Anda ketahui, dermatitis atau eksim atopik adalah kondisi kronis yang menyebabkan gatal-gatal. Kondisi ini disebabkan oleh mutasi genetik yang menganggu protein kulit yang berfungsi menciptakan perlindungan.

Penulis utama studi dan profesor alergi-imunologi di Northwestern University, Joan Cook-Mills, mendapati bahwa dermatitis atopik tidak serta merta terjadi hanya karena paparan terhadap alergen, seperti kacang. Dia mendapatkan ide mengenai pengaruh tisu basah setelah membaca beberapa studi yang menunjukkan bahwa obat-obatan untuk dermatitis atopik diberikan kepada kulit yang baru disabun untuk memecah perlindungannya.

Untuk membuktikan hipotesisnya, Mills bersama koleganya kemudian melakukan pengujian terhadap bayi tikus yang memiliki mutasi dermatitis atopik. Mereka mengaplikasikan natrium laurel sulfat, bahan sabun yang biasa ditemukan pada tisu basah, ke kulit tikus.

Setelah itu, selama dua minggu, bayi tikus diberi tiga hingga empat kali paparan terhadap alergen dengan durasi empat puluh menit dan diberi makan kacang atau telur.

Walaupun seharusnya tikus tidak menunjukkan reaksi gatal-gatal dan kulit kering hingga berusia beberapa bulan yang setara dengan usia manusia dewasa muda; bayi tikus dalam studi langsung mengalami iritasi pada usus dan area kulit yang terpapar. Bayi tikus juga menunjukkan anafilaksis atau reaksi alergi berat di seluruh tubuh.
Reporter: Zacky

Leave a Response