Culture

Tiga Ciri Unik Pernikahan Kahiyang Dan Bobby

Puanpertiwi.com– Kahiyang Ayu resmi menjadi istri Bobby Afif Nasution pukul 09.00 WIB, pada Rabu (8/11). Serangkaian prosesi adat pernikahan pun lancar dilaksanakan. Disebut-sebut sebagai hajatan nasional rasa lokal pernikahan Kahiyang-Bobby yang kental akan adat gaya Surakarta ini.

Acara yang digelar di Graha Saba Buana yang berlokasi tak jauh dari kediaman keluarga presiden di Sumber, Banjarsari, Solo ini memiliki 3 keunikan yang mengesankan. Royal wedding yang bernuansa kesederhanaan.

Serupa pesta rakyat

Gedung pernikahan milik keluarga Jokowi ini memang terlihat sederhana dan jauh dari kesan mewah. Banyak yang mengatakan bila pernikahan putri Presiden Jokowi ini juga sebagai pesta rakyat.

Busana sederhana

Busana yang dikenakan mempelai dan keluarga presiden diketahui berasal dari dua perancang lokal dari Solo, yakni Tuty Adib dan Hanif Aisyah. Desainer Tuty Adib adalah pemilik busana muslim modern Bilqis sekaligus langganan keluarga Jokowi. Sementara Hanif dikenal perancang kebaya yang pernah dilibatkan dalam pernikahan Gibran-Silvi.

Seluruh keluarga presiden menggunakan konsep busana tradisional Jawa gaya Surakarta, seperti beskap, blangkon dan jarik. Di setiap acara mulai dari Siraman, Midodareni, Akad Nikah dan Resepsi akan dikenakan busana berbeda.

Dekorasi Jawa Klasik

Ruangan gedung pernikahan, keluarga presiden mempercayakan pada Asmoro Decoration. Interior gedung dan pelaminan mempelai ditata dengan konsep Jawa Klasik nuansa budaya lokal ditunjukkan dengan desain tokoh pewayangan Kamajaya dan Kamaratih. Itu melambangkan pasangan cinta sejati dewa-dewi di kahyangan.

Ornamen tradisional pun sangat sederhana dengan menggunakan gebyog kayu jati ukir Jepara pada pelaminan dan pintu masuk. Hiasan utama dinding rumah adat Joglo (Gebyok) pun banyak menggunakan unsur kayu.

Menu dan hiburan lokal

Hidangan para tamu dalam hajatan, keluarga presiden mempercayai catering Chilli Pari milik Gibran. Katering ini juga pernah digunakan pada pernikahan Gibran-Silvi. Beberapa makanan tradisional dan populer khas Solo juga menjadi suguhan, seperti gudeg, nasi liwet, thengkleng dan selat. Selain itu aneka jajanan pasar juga disuguhkan seperti serabi, ledre, sosis basah dan istimewanya yakni martabak manis Kottabarat (Markobar). Setidaknya ada seribu Loyang martabak manis delapan rasa dan martabak telur disajikan dalam dua sesi resepsi.

Sementara itu, hiburan tradisional disuguhkan oleh tim karaw0itan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pemimpin seniman pengrawit Guntur Sulistiyono. Di sana tersedia dua perangkat gamelan di luar dan di dalam gedung lengkap dengan penabuh dan pesinden.

Mereka membawakan sekitar 20 gending dengan konsep gamelan carabelan, yakni gamelan gaya Surakarta yang biasa digunakan untuk menyambut para tamu yang hadir. Karawitan jenis ini umumnya digunakan di Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran.

Reporter: Eva

Leave a Response