Story

Sebagian Otaknya Diambil, Perempuan Ini Malah Sukses

puanpertiwi.com- Hidup Christina Santhouse saat ini bisa dibilang sangat sempurna. Dia memiliki pekerjaan yang baik sebagai terapi wicara, punya suami yang menyayanginya, rumah yang dia beli berkat kerja kerasnya sendiri, berhasil memiliki gelar master, dan dicintai banyak orang.

Tapi satu yang tidak terbayangkan, Santhouse menjalani hidupnya yang sempurna itu dengan kondisi otak yang hanya tinggal separuh saja. Semua bermula saat pergelangan kaki kanannya berkedut hebat dan dia mengalami 150 kali kejang dalam sehari.

Orangtuanya yang panik membawa Santhouse ke rumah sakit untuk diperiksa. Betapa terkejutnya mereka saat dokter mengatakan bahwa Santhouse terserang penyakit Rasmussen Encephalitis yang pelan-pelan menyerang otak dan akan membuatnya lumpuh.

Dokter mengatakan, cara satu-saturnya untuk menyelamatkan hidup Santhouse adalah dengan mengambil separuh bagian kanan otaknya. “Aku pernah dengar seseorang bisa hidup dengan satu ginjal, tapi aku tidak bisa membayangkan putriku hidup dengan otak hanya separuh,” kata ibu Santhouse.

Kehilangan separuh otak ternyata punya efek jangka panjang yang tidak menyenangkan. Dari semua penderita orang yang menjalani operasi pengangkatan otak, hanya ada dua orang yang melanjutkan pendidikannya hingga ke bangku kuliah.

Santhouse adalah salah satunya, dan bahkan dia berhasil menyelesaikan kuliah S2 serta mendapat gelar master pendidikan wicara. Tidak jarang dia diremehkan oleh orang lain, dianggap tidak mampu dan dijauhi.

Saat ini di usia 28 tahun dan memiliki hidup yang sangat komplit, ternyata kehilangan separuh otak tidak membuat Santhouse patah semangat.
Reporter: Zacky

Leave a Response