Women in Action

Meski Tak Digaji, Guru Ini Rela Sendirian Mengajar

puanpertiwi.com– Guru yang punya semangat tinggi ini bernama Susi Susanti. Ia tetap bertahan untuk mendidik murid-muridnya di SD Filial 004 Seimenggaris Kabupaten Nunukan, Kalimatan Utara meski seorang diri.
Ia menjadi satu-satunya guru yang masih bertahan memberikan bekal masa depan kepada puluhan anak anak eks-TKI dari Malaysia itu. Dari kelas 1 hingga kelas 6 ia ajar seorang diri. Begitu pun dengan ruang kelas di sebelahnya yang dihuni siswa kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. Hal yang membedakan hanya jenis papan tulis yang digunakan kelas 6 menggunkan spidol.

Karena hanya memiliki 2 papan tulis, biasanya dia menulis soal untuk 2 kelas di papan tulis kemudian menjelaskan pelajaran untuk satu kelas. Namun, tugasnya hari ini lebih berat karena kapur tulis yang biasa digunakan untuk membuat soal di papan tulis habis sejak 2 hari lalu.

Tidak bisa mencatat soal di papan tulis membuat Susi hanya bisa menerangkan pelajaran secara bergantian kepada setiap kelas. Meski usai janin dalam kandungannya masuk bulan ke-7, dia terlihat masih gesit berpindah ruangan. Susi Susanti merupakan satu satunya guru yang masih bertahan mengajar di SD Filial 004 Seimenggaris Kabupaten Nunukan, Kalimatan Utara, yang didirkan pada tahun 2012. Saat didirikan, SD tersebut memiliki 4 orang guru.

Salah satu guru, Rustam, mengaku bukan berhenti mengajar, tapi memilih rehat sementara sampai pemerintah daerah bisa menggaji mereka. Dia mengaku tak mendapat gaji seperti yang dijanjikan dengan alasan anggaran belum turun. “Janjinya mau di gaji Rp200 ribu per bulan tapi sampai sekarang tidak ada”,ucapnya.

Sementara, Susi Susanti sendiri memilih bertahan mengajar karena satu-satunya guru yang tertinggal hanya dirinya. Susi mengaku mendapat honor Rp200 ribu per bulan yang diberikan tidak ada ketentuan waktunya.

Tahun 2017 lalu dia mengaku honor diberikan secara rapel 2 kali pembayaran dalam setahun. Honor Rp200 ribu menurutnya tidak cukup untukmengganti biaya bensin motor pulang pergi ke sekolah karena jarak rumahnya lebih dari 3 kolometer dari sekolah. “Biaya bensin sebulan pulang-balik 20 liter sudah Rp 250.000, ” ucapnya.
Reporter: Zacky

Leave a Response