Health

Waspada! Perempuan Lebih Berisiko Terkena Batu Empedu

Puanpertiwi.com – Baru-baru ini, penelitian menyebutkan perempuan dua sampai tiga kali, lebih mungkin memiliki batu empedu daripada pria.

“Kejadian batu empedu meningkat saat BMI Anda naik,” kata Dr Tony Speer, seorang ahli gastroenterologi di Royal Melbourne Hospital.

Semakin banyak anak yang dilahirkan, semakin besar risiko dirinya terserang penyakit batu empedu. Selain itu kelebihan berat badan juga berpengaruh. Spesialis bedah konsultan digestif dari RSU Bunda Jakarta, dr. Arief Setiawan mengatakan, perbandingan kasus batu empedu antara laki-laki dengan perempuan adalah 1 banding 3.

Umumnya batu empedu terjadi dalam proses yang cukup lama bisa bertahun-tahun. Selain obesitas, kesalahan diet, kehamilan, mengonsumsi pil pengendali kehamilan (pil kontrasepsi) menjadi pemicu gangguan empedu.

Faktor ini dominan terjadi pada perempuan. Dari kasus batu empedu yang dilaporkan, 50 persen kasus tidak mengalami gejala dan dari kasus tersebut 25 persen baru akan menimbulkan gejala setelah 5 tahun kemudian.

“Batu empedu bisa terjadi pada kandung empedu maupun saluran empedu (koledokolitiasis). Keduanya sama-sama berisiko terhadap timbulnya peradangan maupun penyumbatan,” kata dr. Arief. Sekitar 50-70 persen batu empedu adalah batu kolesterol.

Kantung empedu panjangnya enam sampai 15 sentimeter dan berada di bawah hati. Tugasnya adalah untuk menyimpan dan berkonsentrasi empedu yang dihasilkan oleh hati dalam perjalanan menuju usus.

Batu empedu merupakan zat namun mirip kerikil yang terbentuk saat empedu mengeras di kantong empedu, karena ketidakseimbangan komponen empedu.

Menurut Speeer, 80 persen orang dengan batu empedu, batu-batu itu tidak menimbulkan masalah. Tapi masalah terjadi ketika batu tersebut terjebak di leher kantung empedu. Hal ini menyebabkan rasa sakit yang tajam di bawah tulang rusuk kanan yang bisa memancar ke punggung dan bahu. Rasa sakit bisa sembuh setelah beberapa jam tapi bisa kambuh lagi.

Dalam situasi yang lebih serius, penyumbatan menyebabkan infeksi akut dan antibiotik dan pelepasan kandung empedu biasanya dianjurkan. Beberapa obat dapat menghancurkan batu tersebut. Tapi obat tidak akan berhasil jika kantung empedu sudah terdapat bekas luka atau jika ada banyak batu.

“Perlu waktu hingga dua tahun untuk melarutkan batu. Batu juga kembali dengan prosentase 50 sampai 60 persen saat pasien menghentikan pengobatan,” ungkap Speer.

Dapatkah Anda hidup tanpa kantung empedu?

“Menghilangkan kantung empedu, berarti cairan empedu terus-menerus menetes ke dalam usus pada tingkat yang lambat karena tidak ada tempat untuk menyimpannya,” kata Speer. “Tapi tidak banyak risiko dari menghilangkannya,” tambahnya.

Agar tubuh Anda terhindar dari penyakit ini, tips mudah ialah, jangan merokok. Olahraga tiga puluh menit, lima kali seminggu dapat mengurangi risiko batu empedu sebesar 34 persen, makanan seimbang dengan banyak sayuran, dan secangkir kopi per hari bisa mengurangi risikonya.

Reporter:Dian

Leave a Response