Health

Perempuan Rentan Terkena Sakit Ginjal. Kenapa?

puanpertiwi.com– Mengenai kesehatan, perempuan memang harus memiliki pengetahuan dan edukasi terkait penyakin yang rentan diidap para perempuan. Di Hari Perempuan Sedunia tahun ini yang juga bertepatan dengan Hari Ginjal Sedunia, Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB Pernefri), dr Aida Lydia PhD SpPD-KGH mengatakan bahwa 50 persen perempuan di dunia berisiko kena sakit ginjal karena beberapa hal. Dari kehamilan sampai akibat dari kanker mulut rahim.

Perempuan punya risiko mengalami pre-eklampsia pada saat hamil. Pre-eklampsia atau hipertensi pada kehamilan ini dapat berubah menjadi eklampsia dan itu bisa mengancam jiwa.

Yang terkena imbas adalah bayi di janin. Bayi bisa tumbuh tidak sehat, bisa lahir sebelum waktunya atau abortus, atau tumbuh dengan berat badan lahir yang rendah,” kata Aida usai diskusi Kidneys And Women’s Health: Include, Value, Empower di Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, HR

Rasuna Said, Jakarta Selatan pada Kamis, 8 Maret 2018.
Menurut Aida, kalau bayi lahir dengan berat badan rendah, unit fungsional ginjal yang berfungsi untuk filtrasi di ginjal sedikit berkurang. Besar pula kemungkinan si bayi terkena sakit ginjal pada saat dia dewasa.

Di Hari Perempuan Sedunia ini adalah waktu yang tepat untuk kembali mengimbau agar wanita mau melakukan deteksi dini. Aida menganjurkan untuk rajin mengontrol kehamilan. Pada saat hamil muda, dokter kandungan memeriksa tekanan darah, kemudian urine, termasuk juga fungsi ginjal.

“Kalau misal ada risiko untuk gangguan ginjal, dokter kandungan akan konsultasi dengan dokter ginjal. Intinya deteksi dini dan kontrol kehamilan,” ujar Aida.

Kalau perlu untuk segera ke dokter ginjal. Dokter akan mencari tahu mengapa ginjal bisa terganggu karena penyebab penyakit ini lumayan bayak. Belum tentu karena satu penyebab.

“Jadi memang harus diagnosis intinya. Diagnosis dan pengobatan akan sesuai dengan diagnosisnya,” kata Aida.

Kemudian, perempuan juga rentan terkena penyakit autoimun seperti lupus. Rasio jika dibanding dengan pria bisa satu banding sembilan.

“Perempuan sembilan kali dan laki-laki satu kali. Dan banyak menyerang perempuan usia produktif, usia dia punya anak,” kata Aida.

Seandainya ada perempuan yang terkena penyakit autoimun pada saat hamil, ada kemungkinan penyakit autoimun tersebut juga aktif.

“Kembali lagi. Bayi bisa terancam, tidak sehat, lahir sebelum waktunya atau lahir dengan berat badan rendah,” kata Aida menekankan.

Perempuan, lanjut Aida, banyak juga yang menderita kanker serviks atau kanker mulut rahim. Pada stadium lanjut, dia juga bisa menetatasis ke saluran kecing yang menyebabkan air seni tidak keluar dengan baik, turun ke kandung kemih, dan ginjal jadi bengkak (besar).
“Kasusnya itu cukup banyak,” pungkas Aida.
Reporter: Zacky

Leave a Response