Culture

Pemakaman Massal Korban Maut Tanjakan Emen Karena Masih Kerabat

puanpertiwi.com – Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol Royke Lumowa menyatakan bahwa geometris jalan Tanjakan Emen di Kabupaten Subang, Jawa Barat perlu diperbaiki. Utamanya di titik akhir turunan karena rawan kecelakaan.

“Kecelakaan bukan hanya kelalaian pengemudi, tapi didukung oleh geografis dan geometris jalan juga yang perlu diperbaiki,” ungkapnya ketika meninjau lokasi kecelakaan bus pariwisata Premium Passion, di Desa Cicenang, Subang, Minggu.

Menurutnya, geometris turunan menikung yang seharusnya miring ke kanan, malah miring ke arah berlawanan. “Ketika menikung ke kanan seharusnya jalan memiring ke kanan tapi dari atas ketika ke kanan masih ada beberapa meter sedikit ke kiri atau datar ini turut mempengaruhi,” ujarnya.

Ia mengimbau para pengemudi yang belum mengetahui karakter jalan terutama di Tanjakan Emen agar berhati-hati. Juga tidak lalai mecek terlebih dahulu kondisi kelaikan kendaraan.

Kepala Subdirekrorat Kecelakaan Polri Kombes Pol Joko Rudi juga menyatakan, pada ahun 2014 lalu saat menjabat Ditlantas Polda Jabar, ia pernah merekomendasikan untuk pelebaran dan perbaikan jalur tanjakan Emen.

“Rekomendasi kami sampai saat ini masih dikaji terus. Antara lain, adanya pelebaran badan jalan di lokasi ini, adanya penambahan pelebaran badan jalan ini, dan adanya upaya pengamanan jalan,” tuturnya.

Sebelumnya, telah terjadi kecelakaan sebuah bus wisata yang mengangkut rombongan Koperasi Simpan Pinjam Permata Ciputat. Sekitar 150 anggota rombongan koperasi itu naik tiga bus tujuan ke daerah wisata di kawasan Bandung dan Subang, Jawa Barat.

Salah satu bus terdepan terguling ketika melintasi Tanjakan Emen, Subang. Ini terjadi, diduga karena rem blong. Dua bus yang berada di belakangnya, selamat.

Jasa Raharja memastikan memberikan santunan bagi korban kecelakaan bus tersebut.

“Total 27 korban meninggal dunia kami beri santunan kepada ahli waris kurang dari 24 jam, dengan masing-masing korban meninggal dunia Rp 50 juta,” kata Direktur Utama Jasa Raharja, Budi Rahardjo Slamet, Minggu 11/2.

Sedang korban luka-luka yang didata ada 18 orang juga akan ditanggung biaya perawatannya oleh Jasa Raharja. Masing-masing korban luka mendapat biaya perawatan maksimal Rp 20 juta.

Dari 26 korban meninggal, 22 warga Pisangan dimakamkan secara massal di Taman Makam Legoso, Minggu 11/2.

Menurut pengurus Taman Makam Legoso Abdur Rasyid mengatakan, ke 22 jenazah tersebut dimakamkan dengan dua cara.

“Sebanyak 14 jenazah dikuburkan dalam dua lubang, jadi tujuh tujuh. Terus delapan jenazah dikuburkan sendiri sendiri,” jelas Rasyid.

Untuk makam massal, Rasyid memberi infomrasi mereka masih kerabat satu samalain.

Empat jenazah lainnya dimakamkan di Cirebon, Medan dan Ciledug.

 

Reporter : Bintang

 

 

Leave a Response