Culture

Para Perempuan Venezuela Terpaksa melahirkan di Brazil! Kenapa Sih?

Puanpertiwi.com – Para perempuan Venezuela kini terpaksa meninggalkan negaranya menuju Brazil karena kurangnya perawatan pra-kelahiran, obat-obatan dan popok. Di perbatasan Brazil, sekitar tiga bayi Venezuela dilahirkan setiap hari.

“Bayi saya akan mati jika saya tetap tinggal di Brazil. Tidak ada makanan atau obat-obatan, tidak ada dokter,” kata Maria Teresa Lopez, yang melahirkan pada Senin malam 20 Agustus secara cesar di rumah sakit bersalin Boa Vista, ibukota negara perbatasan Brazil Roraima, demikian an laporan Reuters kemarin.
Teresa Lopez, 20 tahun, terpaksa pergi sejauh 800 kilometer dari rumahnya di delta sungai Orinoco ke perbatasan Brazil lima bulan lalu. Dia adalah salah satu dari beberapa ratus ribu orang Venezuela yang melarikan diri dari krisis ekonomi dan politik di Venezuela. Sebagian besar lainnya melarikan diri ke negara tetangga Kolombia.

Para imigran Venezuela telah membebani layanan sosial di negara bagian Roraima dan menyebabkan peningkatan kejahatan, prostitusi, penyakit, dan insiden xenofobia.

“Kami telah mencapai batas kemampuan. Ada antrean panjang di rumah sakit kami, dan kami tidak memiliki peralatan yang cukup untuk menangani begitu banyak orang yang membutuhkan perawatan medis,” kata walikota Boa Vista, Teresa Surita.
Sekitar 3.000 tunawisma dan warga Venezuela yang tidak divaksinasi di Boa Vista telah menyebabkan wabah campak.

Kelahiran bayi-bayi Venezuela di rumah bersalin Boa Vista melonjak menjadi 566 pada tahun lalu dan 571 pada paruh pertama 2018 dari angka 288 pada 2016, ketika aliran pengungsi Venezuela dimulai, ungkap data departemen kesehatan Roraima.

Koordinator keselamatan kesehatan Roraima, Daniela Souza, mengatakan bahwa negara bagian hanya memiliki satu rumah sakit bersalin dan kelebihan kapasitas, menyebabkan sejumlah pasien tidur di atas dipan di koridor. Suntikan, sarung tangan dan perlengkapan medis lainnya hampir habis.
“Ada 800 orang datang melintasi perbatasan setiap hari dan banyak perempuan dan anak-anak membutuhkan perawatan medis,” kata Souza.

Carmen Jimenez, 33 tahun, yang tiba dari Ciudad Bolivar hamil delapan bulan dan melahirkan di rumah sakit Boa Vista, mengatakan dia kagum melihat begitu banyak ibu Venezuela di sana.
“Saya tidak akan kembali ke Venezuela sampai ada makanan dan obat-obatan, dan jalan-jalan aman lagi,” katanya sambil menggendong putrinya yang berusia 4 hari, yang dinamai Amalia

Reporter : Bintang / foto Reuters

Leave a Response