Culture

Miris, Tahun 2017 Kecakapan Berbahasa Inggris Negara Indonesia, Turun ke Peringkat Rendah

Jakarta, Puanpertiwi.com – Laporan terbaru dari EF Education First global, bahwa tahun ini Indonesia mengalami penurunan yang cukup rendah dalam kecakapan bahasa Inggris. Penurunan tersebut membuat Indonesia berada di peringkat ke-39 dari 80 Negara di dunia.

Di tahun ketujuh ini, EF meluncurkan laporan tahunan indeks kecakapan bahan Inggris (EF English Proficiency Index/EF EPI) di seluruh dunia. Laporan ini disusun dengan menganalisa data dari EF Standard English Test (EF SET) suatu tes bahasa Inggris online pertama di dunia. Lebih dari satu juta orang di seluruh dunia, dari 80 negara turut berpartisipasi pada EF EPI tahun ini.

Peringkat Indonesia di tahun 2017 ini turun dari peringkat 32 menjadi peringkat 39 dari 80 negara di dunia. Hal ini membuat Indoneisa yang tadinya berada di kategori tingkat kemahiran menengah pada tahun lalu, tahun ini berada pada tingkat kemahiran rendah ini.

“Negara dengan kemampuan Bahasa Inggris tingkat rendah menunjukkan kemampuan bangsa tersebut masih dalam tahap mengonsumsi dan belum mampu melakukan negoisasi, mediasi maupun melobi. Bahkan berkompetisi dengan negara lain dalam bahasa Inggris,” ujar Senior Director, Reseasrch & Academic Partnership of EF Education First, Minh N. Tran dalam penyampaian laporan EF EPI 2017 di hotel Pullman, Thamrin Jakarta, Indonesia, Selasa (12/12).

Data EF EPI 2017 menunjukkan nilai kecakapakan bahasa Inggris rata-rata Negara Asia adalah 53,60. Sebagai bahan perbandingan, nilai rata-rata kecakapana bahasa Inggris di Indoneisa adalah 52,15 yaitu masih dibawah angka rata-rata kecakapan bahasa Inggris di kawasan Asia.

Sementara untuk kawasan Asia Tenggara, siangapura mempunyai tingkat kecakapan tertinggi dengan nilai 66,03 dan menempati peringkat 5 di seluruh dunia dengan tingkat Kemahiran Very High Proficiency, diikuti secara ketat oleh Malaysia (peringkat 13 dengan nilai 61,07) kemudian Filipina (peringkat 15b dengan nilai 60,59) pada tingkat kemahuran High Proficiency.

Laporan tahunan EF EPI 2017 juga mengukur peringkat kawasan, dimana Eropa masih berada pada peringkat pertama, sementara ASIA berada diperingkat kedua. Lalu, Afrika sebagai suatu kawasan yang baru dan berbeda, yang menduduki peringkat ketiga, yang kemudian disusul oleh Amerika Latin pada peringkat keempat dan kawasan Timur Tengah pada peringkat kelima dan terakhir.

“Kemampuan bahasa Inggris masyarakat merupakan modal suatu negara untuk mampu bersaing dalam dunia perekonomian yang lebih luas, seperti salah satunya pada komunitas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),” ungkap Direktur EXPERD HUMAN RESOURCES, Eileen Rahman.

Sementara, menurut Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ir. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D menyebutkan bahwa kemampuan berbahasa akan sangat diperlukan untuk mencapai Agenda terbesar di masa depan yang telah menjadi kesepakatan seluruh dunia 2030. Maka, ada 17 goals yang saat ini menjadi pr bangsa-bangsa di dunia.

Sementara goals tersbesar yang menyakut kemampuan bahasa ialah quality education. Yakni diharapkan generasi penerus dapat memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknis dan kejuruan, untuk perusahaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan. Serta diharapkan pendidikan ini bisa mencapai tingkat dimana masyarakat bisa melek huruf dan angka.

Maka, Ananto menyebutkan untuk kembali meningkatkan kemampuan bahasa Inggris di Indonesia diperlukan kemampuan intrapersonal dan interpersonal skill yang menggambungkan antara era digital dengan generasi millenial. Hal ini dapat dilakukan dengan mengimprove kreatifitas dan imaginasi pola pemikiran generasi millenials, lalu lebih aktif berfikir kreatif dan problem solving.

“Saat ini generasi millenial lebih sering menggenggam gadget dan bisa membuat kehilangan setegah jati dirinya. Lalu yang kedua, generasi tersebut bisa juga kehilangan inovasi dan kreatifitasnya,” ujar Ananto.

Dengan dibentuknya MEA pada tahun 2015 menjadi sebuah kesempatan bagi masyarakat Indoenesia untuk meningkatkan dan membuktikan daya saing masyarakat Indonesia dalam memenangkan persaingan ekonomi global. Namun untuk mencapaianya, tentunya diperlukan kesiapan dari sisi daya manusia atau tenaga kerja.

“EF EPI 2017 merupakan upaya EF untuk ikut serta meningkatkan kecakapan bahasa Inggris suatu negara. Selanjutnya negara dengaan kecakapan bahasa Inggris yang cukup akan mampu bersing dalam sebuah dunia yang lebih luas. Dimana bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi semakin beragam dan tanpa batas,” pungkas Tran.

Reporter: Dian

Editor: Opi Yunari

Leave a Response