Culture

Korban Bunuh Diri di ‘Ibu Kota’ Perkosaan Dunia

Puanpertiwi.com – Penderitaan Khensani Maseko, 23 tahun, menjadi perhatian publik setelah dia tewas karena bunuh diri. Maseko mengaku menjadi korban perkosaan yang dilakukan oleh sesama mahasiswa Universitas Rhodes di kota Grahamstown, Afrika Selatan, pada Mei 2018 dan pada 3 Agustus 2018. Dia meninggalkan sebuah pesan di Instargram.

“Tak seorang pun boleh diperkosa,” demikian pesan terakhir Maseko.
Menurut situs edition.cnn.com pada Sabtu, 11 Agustus 2018, Universitas Rhodes telah mengkonfirmasi kematian Maseko. Otoritas berwenang juga telah menggelar pertemuan dengan orang tua Maseko setelah korban melaporkan kasusnya pada Juli 2018 bahwa dia telah diperkosa.

Universitas Rhodes menjelaskan telah disepakati Mesako harus dibawa pulang sambil menunggu proses penyidikan. Namun mahasiswi semester tiga itu, meninggal dunia beberapa hari sebelum dia dijadwalkan kembali berkuliah.

Pelaku perkosaan, yang namanya masih dirahasiakan, telah dibekukan status kemahasiswaannya. Universitas Rhodes telah bekerja sama dengan kepolisian Afrika Selatan dan Otoritas Perlindungan Nasional untuk mengajukan tuntutan penyidikan atas kematian Maseko.

Kematian Maseko menjadi hari berkabung bagi teman-teman, keluarga dan komunitas Universitas Rhodes. Jasad Maseko disemayamkan di kota Johannesburg pada Kamis, 9 Agustus 2018.
“Khensi, kematian mu yang tragis telah meninggalkan lubang menganga dan berdarah di hati saya,” kata Thembi Thobile Maseko, ibu korban.

Beberapa data statistik memperlihatkan kekerasan seksual terhadap perempuan di Afrika Selatan semakin meresahkan. Data statistik nasional Afrika Selatan pada Juni 2018 memperlihatkan dari total 100 ribu perempuan Afrika Selatan sebanyak 138 orang menjadi korban perkosaan pada rentan waktu 2016 dan 2017. Angka ini tertinggi di dunia dan telah membuat Afrika Selatan dicap sebagai ‘ibu kota’ perkosaan dunia.

Reporter : Bintang

Leave a Response