Culture

Ini Momen Bahagia Pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution

Puanpertiwi.com –Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution resmi mengikat janji suci mereka hari ini, Rabu (08/11), di Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah. Putri semata wayang Presiden Joko Widodo ini dipersunting oleh Putra dari Mantan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (Persero), Erwin Nasution. Mengambil adat Jawa, serangkaian acara menjelang pernikahan telah dilaksanakan sejak Senin, (06/11).

Pernikahan yang disebut-sebut sebagai “Royal Wedding Indonesia” ini kental dengan adat Jawa, namun tetap sederhana. Beberapa prosesi adat Jawa seperti memasang bleketepe dan siraman sudah dilaksanakan. Setiap prosesi di pernikahan adat Jawa memiliki arti filosofis masing-masing yang bertujuan untuk mendoakan kelanggengan pernikahan kedua mempelai.

1. Wilujengan Kenduri

Untuk prosesi adat Jawa pernikahan Kahiyang-Bobby diawali Kenduri Wilujengan, Senin (6/11) sore pukul 16.00 WIB. Proses ini adalah selamatan yang dalam pernikahan Kahiyang-Bobby diselenggarakan dengan pengajian. Wilujengan Kenduri dilaksanakan di kediaman Jokowi di Sumber, Banjarsasi, Solo.

2. Bleketepe

Prosesi selanjutnya dilaksanakan pada Selasa (07/11) pagi. Jokowi memasang sendiri Bleketepe di depan kediamannya. Dibantu juga oleh istrinya Iriana Jokowi dan didampingi kedua putranya, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep. Bleketepe sendiri merupkan sebuah anyaman dari daun kelapa.

Proses ini bertujuan untuk menyucikan hati seluruh orang yang terlibat dalam upacara hajatan, termasuk orang tua dan calon mempelai. Selain itu, prosesi ini memiliki makna untuk memberi keteduhan bagi tamu undangan. Serta juga sebagai tanda kalau rumah tersebut sedang memiliki hajat menikahkan anaknya.

3. Pasang Tuwuhan

Setelah bleketepe, langsung berlangsung upacara pemasangan tuwuh atau tuwuhan. Tuwuhan sendiri dalam bahasa Indonesia artinya tumbuhan. Prosesi pemasangan tuwuhan yaitu buah-buahan serta tumbuhan yang menjadi simbol dari pernikahan. Tuwuhan ini terdiri dari pohon pisang raja serta buahnya yang telah masak, tebu wulung warna merah, cengkir gadhing, daun randu, pari sewuli randu, serta godhong apa-apa. Tuwuhan mengandung arti harapan pasangan calon pengantin akan tumbuh beranak pinak, atau tumbuh berkembang menuju kebahagiaan rumah tangga pada khususnya.

4. Sungkeman

Prosesi selanjutnya ialah sungkeman. Dimana proses paling mengharukan ini calon mempelai wanita akan sungkem dan meminta maaf pada kedua orang tuanya. Tak hanya itu, ia juga akan meminta restu pada kedua orang tua agar diperbolehkan menikah dengan pria pilihan hatinya.

5. Siraman

Setelah itu dilakukan prosesi siraman. Prosesi yang mengambil tujuh sumber mata air ini hampir dilakukan bersamaan dengan lokasi terpisah. Kahiyang melakukan prosesi siraman di kediaman Jokowi, sedangkan Bobby siraman di rumah sementaranya, yaitu di Hotel Alila Solo.

Saat melakukan prosesi siraman air harus diambil dari tujuh sumber mata air. Sebelum disiram, calon pengantin meminta restu kepada orang tua Penyiram pun dipilih, diurutkan dari orang-orang yang dituakan, kedua orang tua, dan orang-orang yang ditunjuk kedua orangtua. Siraman dilakukan untuk pembersihan diri lahir dan batin untuk kedua mempelai.

6. Adhang Sepisan dan Jetik Genih

Acara siraman dilanjutkan dengan Adhang Sepisan dan Jetik Genih. Di mana Ibu Iriana akan memasak nasi dan Bapak Joko Widodo melakukan ‘cethik geni’ (menyalakan api di tungku). Prosesi ini memiliki makna bahwa orang tua sama-sama memikul tanggung jawab.

7. Dodol Dawetan/Sadean Dawet

Setelah siraman, ada prosesi Dodol Dawetan/Sadean Dawet atau berjualan dawet. Dalam prosesi ini Iriana Jokowi berperan menjadi penjual dawet, Jokowi mendampingi sang istri seraya membawa payung dan yang menerima pembayaran.

Saat prosesi ini tamu diminta membeli dawet dengan alat pembayaran kereweng atau pecahan benda yang terbuat dari tanah liat atau tembikar. Hal itu menunjukkan bahwa kehidupan manusia berasal dari bumi. Sementara, makna dodol dawet diambil dari cendol yang berbentuk bundar, diartikan sebagai lambang kebulatan kehendak orang tua menikahkan anaknya.

Proses ini mengajarkan kepada anak mereka yang akan menikah tentang bagaimana mencari nafkah, bahwa sebagai suami istri harus saling membantu. Di balik itu ada juga makna jenaka dari acara ini yaitu simbolisasi kalau esok hari pada saat akad nikah dan resepsi, tamu-tamu yang datang akan sebanyak dan seramai jualan cendol/dawet tersebut.

8. Ndulang Pungkasan

Setelah sadean dawet ada prosesi ndulang pungkasan. Dalam prosesi kali ini, Kahiyang Ayu yang telah berganti busana menerima uang kreweng hasil penjualan dodol dawetan dari Ibunda. Dalam prosesi ini Kahiyang disuapi untuk terakhir kali oleh Jokowi dan Iriana. Prosesi ini melambangkan pengajaran sang Ibu tentang bagaimana hidup mandiri dan mengatur nafkah dalam kehidupan pernikahan. Prosesi ini juga menandakan akhir dari rangkaian acara siraman adat Jawa ini.

9. Serah Terima Paningset dan Midodareni

Pada malam hari sebelum proses ijab kabul, prosesi selanjutnya ialah Serah Terima Paningset dan Midodareni. Serah terima paningset adalah prosesi pemberian barang-barang dari pihak mempelai pria untuk mempelai perempuan. Hal ini sebagai tanda kalau mempelai pria sudah siap mencukupi kebutuhan mempelai perempuan. Acara serah terima paningset dan midodareni pernikahan Bobby-Kahiyang dilaksanakan Selasa malam mulai pukul 19.00 WIB – 21.00 WIB, di kediaman Jokowi.

10. Ijab Kabul dan Panggih

Prosesi inti selanjutnya ialah, Ijab kabul untuk mengesahkan pernikahan Kahiyang dan Bobby. Saat sebelum prosei ijab kabul, Pasangan Kahiyang Ayu dan Boby Nasution di kirab dari kediaman Jokowi menuju lokasi acara. Prosesi ini diselenggarakan Rabu (08/11) pagi di Graha Saba Buana, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah. Tampak saat proses ijab kabul, Iriana Jokowi menggenggam erat tangan ibunda Bobby, Ade Hanifa Siregar.

Setelah ijab kabul Kahiyang dan Bobby menjalani prosesi adat Jawa bernama Panggih. Panggih berarti bertemu, prosesi ini berfokus pada kedua mempelai yang baru saja sah menjadi suami istri. Panggih terdiri dari beberapa tahap. Mulai dari Liron kembar mayang atau saling menukar kembang mayang. Tujuan untuk bersatunya cipta, rasa dan karsa demi kebahagiaan dan keselamatan.

Kemudian ada Ngidak endhog atau mempelai pria menginjak telur ayam. Lalu dibersihkan atau dicuci kakinya oleh mempelai wanita sebagai lambang seksual kedua pengantin telah pecah pamornya. Kaki yang dipakai menginjak telur akan dicuci oleh mempelai perempuan sebagai harapan agar pernikahan dan keluarga yang dibangun bisa terhindar dari kotoran dan kesusahan.

Selanjutnya, Timbangan atau kedua mempelai duduk di pangkuan ayah mempelai wanita sebagai lambang sang ayah mengukur keseimbangan masing-masing mempelai. Prosesi ini menandai kalau kedua pengantin sudah seimbang.

Proses selanjutnya, kacar-kucur. Prosesi ini dilaksanakan dengan cara mempelai pria mengucurkan penghasilan kepada mempelai wanita berupa uang receh beserta kelengkapannya. Lambang bahwa kaum pria bertanggung jawab memberi nafkah kepada keluarga. Tahapan Panggih biasanya ditutup dengan dulangan di mana kedua mempelai saling menyuapi.

Usai akad, Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution bakal menggelar acara resepsi pada siang dan malam hari di lokasi yang sama. Sebanyak 8.000 undangan disebar pasangan ini, untuk berbagai kalangan masyarakat. Mulai dari pejabat hingga artis ibukota.

 

Reporter: Dian

Leave a Response