Health

Ibu Bekerja, Ayo Peduli Kesehatan Diri!

Foto By Daily Mail

Jakarta, Puanpertiwi.com – Perempuan dikenal dengan kemampuannya melakukan multitasking. Termasuk para ibu, dan terutama para ibu bekerja, yang secara bersamaan mengurus keluarga, menjadi manajer rumah tangga, dan menyelesaikan pekerjaan kantor. Begitu padatnya kegiatan sehari-hari sehingga para ibu bekerja ini sering mengabaikan kondisi kesehatan diri, termasuk penyakit kardiovaskuler yang mengintai.

“Ibu adalah tiang keluarga, bahkan bisa dibilang bahwa ibu itu adalah tiang negara karena dari mereka lah bermula pendidikan bagi generasi penerus bangsa. Dengan tugas yang mulia ini, ibu tidak boleh lalai untuk menjaga kesehatan diri. Karena itu, Yayasan Jantung Indonesia mengajak para ibu, terutama ibu bekerja, agar selalu menjalani gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit kardiovaskuler,” ungkap Syahlina Zuhal, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, saat di temui di kantornya, Yayasan Jantung Indonesia, Gondangdia, Jakarta, Rabu, (13/12).

Saat ini, penyakit kardiovaskuler, termasuk di dalamnya adalah penyakit jantung koroner, menjadi salah satu penyakit paling mematikan bagi perempuan di dunia. Menurut data World Heart Federation, penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab kematian 1 dari 3 perempuan di dunia. Setiap tahunnya, 3,3 juta perempuan meninggal akibat penyakit kardiovaskuler.

Di Australia, menurut hasil laporan ‘Cardiovascular Risk and Diseases in Australia Women’, penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi pada perempuan di benua tersebut, mencapai angka lebih dari 31.000 kematian setiap tahunnya.

Ibu Bekerja dan Risiko Terkena Penyakit Jantung

Sebenarnya risiko perempuan untuk terkena serangan jantung koroner lebih rendah dibanding dengan laki-laki. Ini karena perempuan memiliki hormon estrogen yang dapat melindung dari penyakit jantung koroner dan stroke.Namun semakin usia bertambah, jumlah hormon ini dalam tubuh juga berkurang, terutama saat memasuki usia menopause.

“Sayangnya, karena rendahnya risiko terkena penyakit jantung koroner, perempuan cenderung mengabaikan kondisi kesehatannya. Apalagi jika ia adalah ibu bekerja yang waktunya banyak digunakan untuk mengurus keluarga dan pekerjaannya. Padahal saat umur sudah bertambah dan hormon berkurang jumlahnya, perempuan akan lebih rentan terkena penyakit berbahaya, salah satunya adalah penyakit jantung koroner,” jelas Dr. dr. Amiliana Mardiani Soesanto, SpJP dari Departemen Kardiologi & Kedokteran Vaskuler FKUI/RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.

Menurut beberapa penelitian yang diadakan mengenai perempuan dan penyakit jantung, risiko perempuan untuk terkena penyakit semakin meningkat. Seperti penelitian yang diadakan oleh Women’s Health Study yang hasilnya menyebutkan bahwa adanya hubungan antara perempuan yang bekerja di tempat dengan tingkat stres tinggi dengan risiko penyakit jantung.

Sementara menurut hasil penelitian dari Ohio State University, perempuan yang menjalani jam kerja lebih dari 40 jam seminggu semakin tinggi risikonya terkena penyakit jantung. Risiko semakin meningkat pada perempuan yang harus menyeimbangkan peran-perannya, misalnya sebagai ibu, istri, dan perempuan pekerja.

Secara umum, risiko penyakit jantung yang terutama adalah merokok, kolesterol tinggi, hipertensi, kencing manis, riwayat keluarga, dan menopause. Untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung, dr. Amiliana memberikan beberapa saran bagi para ibu bekerja:

a. Membina hubungan baik dengan anggota keluarga dan lingkungan di tempat bekerja. Kondisi yang baik di rumah dan di tempat kerja akan membantu mengurangi stres dari ibu bekerja.

b. Memiliki me time. Ibu tetap harus memiliki waktu untuk diri sendiri melakukan relaksasi atau hobi.

c. Menerapkan manajemen waktu yang baik. Perempuan sebagai sosok yang multitasking harus mengatur waktunya dengan baik dan disiplin dalam menjalaninya.

d. Menjalani gaya hidup sehat. Termasuk di dalamnya adalah menghindari rokok baik secara aktif maupun pasif, hidup aktif dengan berolahraga 30 menit sehari lima kali dalam seminggu, pola makan dengan gizi seimbang, mengelola stres, dan memeriksa kesehatan secara rutin.

Reporter: Dian

Leave a Response